Kisah Singkat Nabi Muhammad: Kelahiran hingga Tanda Kenabian
Ada banyak jenis cerita yang dapat Anda bacakan untuk si kecil, salah satunya kisah-kisah tentang para Nabi. Cerita tentang kenabian ini tentu saja berbeda, karena lebih menyajikan fakta dan kebenaran. Menurut Dr. Akbar Salehi, dalam Journal Of Islamic Studies and Cultur, kisah yang ada dalam Al Quran terlihat begitu nyata unsur kebenarannya dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi.
Adapun, salah satu kisah nabi yang bisa menjadi suri tauldan bagi anak-anak yaitu kisah nabi Muhammad. Mulai dari kelahirannya hingga saat Nabi ikut pergi menemani pamannya berdagang ke negeri Syam dan menemukan tanda kenabiannya, yang diringkas sebagai berikut:
Kelahiran Nabi Muhammad
Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 571 M, di kota Mekkah. Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi ibunya, Aminah. Nabi Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh Halimah Sa’diyah.
Nabi Muhammad dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia enam tahun, dia menjadi anak yatim piatu. Setelah ibunya meninggal, kakeknya, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan.
Saat usia muda, Nabi Muhammad sudah melakukan aktivitas perniagaan sebagai gembala kambing milik keluarganya dan juga kambing milik penduduk Mekkah. Melalui kegiatan ini, Nabi menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan itu membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itulah sejak usia muda Nabi Muhammad sudah mendapat julukan gelar al Amin, yang berarti orang yang dapat dipercaya.
Tanda Kenabian Nabi Muhammad
Ketika pamannya, Abu Thalib memutuskan untuk pergi ke negeri Syam dalam misi perdagangan, pada waktu itu usia Nabi Muhammad telah berusia 12 tahun. Ketika pamannya mau berangkat, tiba-tiba saja Nabi Muhammad bergantungan kepada pamannya dan tidak mau berpisah, yang menyebabkan pamannya berkata, “Aku akan membawanya bersamaku ke Syam dan dia tidak boleh berpisah denganku.”
Setelah sampai di sebuah kota yang bernama Bushra di wilayah Syam, di tempat itu dikenal ada seorang pendeta yang selalu beribadah di tempat peribadatannya. Mereka memutuskan untuk berteduh di bawah pohon dekat tempat peribadatan itu.
Pendeta itu memperhatikan awan yang menyertai perjalanan rombongan dari Abu Thalib dan dahan pohon yang memayungi Nabi Muhammad sehingga dia beteduh di bawahnya dari terik matahari. Pendeta itu penasaran dengan apa yang dia saksikan, sehingga dia memutuskan mengundang mereka semua untuk hadir dalam perjamuan makan siang. Mereka semua hadir kecuali Nabi Muhammad karena usaianya masih sangat muda.
Setelah mereka hadir dan Buhaira tidak menemukan tanda-tanda yang dia ketahui, maka pendeta Buhaira berkata, “Apakah kalian semua telah hadir?”
Mereka menjawab, “Semua yang pantas menghadiri undanganmu telah hadir kecuali satu. Dia adalah anak kami yang masih kecil.” Buhaira berkata, “Jangan lakukan itu, tidak boleh ada yang ketinggalan dalam undanganku ini, tolong panggil dia!”
Setelah Nabi Muhammad hadir, Buhaira memperhatikannya dengan sangat seksama, kemudian Buhaira berdiri dan berkata, ''Wahai anak kecil (Muhammad), demi Lata dan 'Uzza aku bertanya kepadamu, dan aku sangat mengharapkan engkau mau menjawab apa yang aku tanyakan.''
Buhaira bertanya dengan menggunakan sumpah itu, karena ia mengetahui bahwa orang-orang Quraisy suka mengucapkannya. Namun, Nabi Muhammad segera menjawab, ''Jangan engkau tanya aku dengan nama Lata dan 'Uzza. Demi Allah, tidak ada yang aku benci melebihi keduanya.''
Buhaira berkata lagi, ''Kalau begitu, atas nama Allah aku memintamu untuk menjawab pertanyaanku.'' Nabi Muhammad berkata, ''Katakanlah, apa yang ingin engkau tanyakan.''
Buhaira kemudian bertanya berbagai hal pada Nabi Muhammad, mulai dari tidurnya, tentang gayanya, dan tentang perkara-perkara lainnya. Nabi pun menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Maka apa yang kemudian di dengar oleh Buhaira benar-benar sama dengan apa yang ia ketahui selama ini.
Kemudian ia melihat punggung Muhammad, meneliti sesuatu dari badannya, yang pada ahirnya dia menemukan suatu ciri kenabian pada badan Nabi Muhammad dan menemukan 'cap kenabian' di antara kedua pundaknya, sesuai dengan tempat yang semestinya, sebagaimana yang ia ketahui. Dalam Sirah Nabawiyyah, Ibnu Hisyam, disebutkan tanda tersebut seperti bekas bekam.
Setelah selesai, Buhaira mendatangi Abu Thalib dan bertanya-tanya tentang Nabi Muhammad, kemudian menyuruh mereka agar segera kembali karena khawatir jika orang Yahudi mengetahui hal ini, maka bisa sangat berbahaya. Pendeta itupun berkata bahwa kelak keponakan Abu Thalib akan menjadi orang penting di negerinya.
Posting Komentar untuk "Kisah Singkat Nabi Muhammad: Kelahiran hingga Tanda Kenabian"